
Penyakit hepatitis B dan C adalah dua jenis infeksi hati yang berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan hati jangka panjang, bahkan hingga kanker hati atau sirosis. Keduanya disebabkan oleh virus yang menyerang hati dan ditularkan melalui darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi. Meskipun tergolong penyakit serius, hepatitis B dan C dapat dicegah dengan langkah-langkah yang tepat.
PAFI TEREMPA (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan hati dengan melakukan upaya pencegahan yang terstruktur. Edukasi dan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam menurunkan angka penyebaran virus hepatitis ini, terutama di daerah-daerah yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
Mengenal Hepatitis B dan C
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang bisa disebabkan oleh infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, atau gangguan autoimun. Namun, hepatitis B dan C disebabkan secara khusus oleh virus hepatitis B (HBV) dan hepatitis C (HCV).
-
Hepatitis B ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Misalnya melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik bersama, hubungan seksual tanpa pengaman, dan dari ibu ke bayi saat proses persalinan.
-
Hepatitis C juga menular lewat darah, terutama melalui penggunaan jarum suntik bersama di kalangan pengguna narkoba, transfusi darah yang tidak aman, atau prosedur medis tanpa sterilisasi yang baik.
Menurut PAFI TEREMPA, banyak penderita hepatitis B dan C tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi karena gejalanya bisa muncul sangat lambat atau bahkan tanpa gejala sama sekali. Ini yang membuat pencegahan dan deteksi dini menjadi sangat penting.
Gejala Umum Hepatitis B dan C
Meski banyak kasus yang tidak menunjukkan gejala, namun jika muncul, gejala yang dirasakan bisa meliputi:
-
Rasa lelah berlebihan
-
Mual atau muntah
-
Nyeri perut
-
Urin berwarna gelap
-
Kulit dan mata menguning (jaundice)
-
Nafsu makan menurun
Jika tidak ditangani, hepatitis B dan C bisa berkembang menjadi penyakit hati kronis, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan gagal hati atau kanker hati.
Langkah Pencegahan Hepatitis B dan C
PAFI TEREMPA memberikan panduan sederhana namun penting untuk mencegah penyebaran hepatitis B dan C. Langkah-langkah ini bisa dimulai dari perubahan gaya hidup hingga tindakan medis yang preventif.
1. Vaksinasi Hepatitis B
Vaksin hepatitis B adalah salah satu cara paling efektif dalam mencegah infeksi. Vaksin ini sangat aman dan biasanya diberikan dalam tiga dosis. PAFI TEREMPA menganjurkan semua bayi untuk mendapatkan vaksin hepatitis B sejak dini, serta orang dewasa yang belum pernah divaksin atau yang berisiko tinggi, seperti tenaga medis, penderita penyakit hati, atau pengguna narkoba suntik.
Sayangnya, hingga kini belum ada vaksin untuk hepatitis C. Oleh karena itu, pencegahan hepatitis C sangat bergantung pada perilaku dan kewaspadaan terhadap penularan melalui darah.
2. Hindari Kontak dengan Darah atau Cairan Tubuh
PAFI TEREMPA menekankan pentingnya menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan saat menangani luka atau darah orang lain. Hindari berbagi alat pribadi seperti sikat gigi, alat cukur, atau jarum suntik. Ini berlaku juga di lingkungan medis dan non-medis.
3. Praktik Seks Aman
Virus hepatitis B bisa ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang terinfeksi. Menggunakan pengaman saat berhubungan seks dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin bersama pasangan merupakan bagian dari pencegahan yang efektif. PAFI TEREMPA menyarankan edukasi seks sehat sejak dini sebagai bentuk pencegahan jangka panjang.
4. Pastikan Prosedur Medis dan Tato Steril
Tindakan medis seperti suntikan, transfusi darah, pemasangan infus, atau pembuatan tato dan tindik harus dilakukan dengan alat steril. PAFI TEREMPA mengingatkan pentingnya memilih fasilitas kesehatan dan tempat tato yang memiliki standar higienitas yang tinggi. Jarum yang tidak steril bisa menjadi media penyebaran virus hepatitis dengan sangat cepat.
5. Skrining Rutin
Salah satu cara terbaik untuk mengetahui keberadaan virus hepatitis B dan C dalam tubuh adalah dengan melakukan tes darah. Skrining ini sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan hepatitis, pernah transfusi darah sebelum tahun 1992, atau memiliki gaya hidup berisiko tinggi.
PAFI TEREMPA mengimbau masyarakat untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena deteksi dini membuka peluang penyembuhan lebih besar dan mencegah penularan ke orang lain.
Peran PAFI TEREMPA dalam Edukasi Hepatitis
Sebagai bagian dari PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA, PAFI TEREMPA berkomitmen memberikan edukasi kesehatan secara luas kepada masyarakat, khususnya dalam pencegahan penyakit menular seperti hepatitis B dan C. Melalui sosialisasi di sekolah, puskesmas, dan komunitas, PAFI TEREMPA aktif menyebarkan informasi penting tentang bahaya hepatitis dan bagaimana cara melindungi diri.
Selain itu, PAFI TEREMPA juga mendorong para apoteker dan tenaga farmasi untuk turut andil dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat saat mereka berkonsultasi di apotek atau fasilitas kesehatan.
Hepatitis B dan C merupakan penyakit infeksi serius yang dapat merusak fungsi hati secara perlahan tanpa disadari. Namun, dengan edukasi dan kesadaran yang tinggi, penyakit ini bisa dicegah. Vaksinasi, perilaku hidup sehat, dan pemeriksaan rutin merupakan tiga langkah kunci dalam melindungi diri dari ancaman hepatitis.
PAFI TEREMPA (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) mengajak seluruh masyarakat, khususnya di wilayah kepulauan, untuk bersama-sama mencegah hepatitis dengan mempraktikkan pola hidup sehat dan melakukan deteksi dini. Ingat, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jaga diri, jaga keluarga, dan jadikan pencegahan sebagai investasi kesehatan masa depan.